banner atas

Sejarah Alat Musik Angklung: Warisan Budaya Indonesia yang Mendunia

Alat musik angklung merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah dikenal luas hingga mancanegara. Dengan suara khas yang dihasilkan dari tabung-tabung bambu, angklung menjadi simbol keindahan budaya serta harmoni kehidupan masyarakat. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sejarah alat musik angklung, dari asal usul hingga perannya dalam pelestarian budaya.

Sejarah Alat Musik Angklung

Asal Usul Angklung

Angklung berasal dari Jawa Barat, Indonesia, dan telah dimainkan sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha. Nama “angklung” diambil dari bahasa Sunda, yaitu "angkleung-angkleungan," yang menggambarkan gerakan tangan yang menggoyangkan alat musik ini hingga menghasilkan bunyi. Awalnya, angklung hanya memiliki dua atau tiga nada, yang disebut sebagai angklung buhun, dan digunakan oleh masyarakat agraris.

Secara historis, angklung digunakan dalam ritual untuk memanggil Dewi Sri, dewi kesuburan, agar memberikan hasil panen yang melimpah. Keberadaan angklung erat kaitannya dengan kehidupan spiritual masyarakat Sunda, sehingga menjadikannya lebih dari sekadar alat musik biasa.

Fungsi Tradisional

Angklung pada mulanya memiliki fungsi yang sakral dan digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti:

  • Upacara panen: Untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

  • Ritual kesuburan: Sebagai media komunikasi dengan para dewa untuk meminta kesuburan tanah dan hasil pertanian.

  • Penyambutan tamu penting: Dimainkan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu kerajaan.

Alat musik ini mencerminkan keterikatan masyarakat tradisional dengan alam dan spiritualitas.

Perkembangan Angklung

Pada abad ke-20, angklung mengalami perkembangan besar ketika Daeng Soetigna menciptakan angklung diatonis pada tahun 1938. Inovasi ini memungkinkan angklung memainkan musik modern dengan sistem tangga nada internasional.

Selain itu, berbagai bentuk dan teknik permainan angklung mulai diperkenalkan, termasuk:

  • Angklung orkestra: Kombinasi angklung dengan alat musik lain.

  • Angklung anak-anak: Dirancang untuk pendidikan musik di sekolah.

  • Angklung modern: Menggabungkan teknologi untuk menciptakan suara yang lebih variatif.

Penyebaran ke Dunia Internasional

Angklung mulai dikenal secara internasional berkat berbagai pergelaran budaya dan diplomasi Indonesia. Salah satu momen penting adalah penampilan angklung dalam acara World's Fair di New York pada tahun 1964. Sejak saat itu, angklung menjadi simbol budaya Indonesia yang diakui dunia.

Pada 16 November 2010, UNESCO mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Pengakuan ini menegaskan pentingnya angklung dalam melestarikan budaya tradisional di era modern.

Ragam Jenis Angklung

Angklung memiliki berbagai jenis yang masing-masing memiliki keunikan dan fungsi tersendiri, di antaranya:

  1. Angklung Buhun: Angklung tradisional dengan nada pentatonis yang digunakan untuk upacara adat.

  2. Angklung Kanekes: Dimainkan oleh masyarakat Baduy dalam ritual keagamaan.

  3. Angklung Diatonis: Angklung modern dengan sistem tangga nada internasional.

  4. Angklung Toel: Varian modern yang dimainkan dengan cara disentuh.

Simbol Harmoni dan Gotong Royong

Permainan angklung melibatkan kerja sama dari banyak pemain, di mana setiap orang memegang satu atau dua nada. Untuk menghasilkan melodi yang indah, semua pemain harus bekerja sama dengan baik. Hal ini menjadikan angklung sebagai simbol harmoni, gotong royong, dan kebersamaan.

Angklung juga sering digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk mengajarkan nilai-nilai kolaborasi dan toleransi.

Pelestarian dan Pendidikan

Untuk menjaga kelestariannya, angklung telah diperkenalkan di berbagai sekolah di Indonesia, bahkan menjadi bagian dari kurikulum seni budaya. Selain itu, berbagai komunitas seni baik di dalam maupun luar negeri aktif mempromosikan angklung melalui:

  • Festival budaya: Seperti Saung Angklung Udjo di Bandung.

  • Pentas internasional: Pertunjukan angklung di berbagai negara sebagai bagian dari diplomasi budaya.

  • Workshop: Pelatihan cara membuat dan memainkan angklung.

Pemerintah dan berbagai lembaga swadaya masyarakat juga terus mendukung pelestarian angklung dengan memberikan penghargaan dan pengakuan kepada para pelaku seni.

Kesimpulan

Angklung bukan sekadar alat musik, melainkan simbol kekayaan budaya Indonesia yang sarat nilai-nilai spiritual, sosial, dan pendidikan. Dari asal usulnya yang sakral hingga pengakuan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, angklung telah membuktikan kemampuannya untuk terus relevan dalam perkembangan zaman. Melalui pelestarian dan pendidikan, angklung akan terus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di kancah internasional.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Alat Musik Angklung: Warisan Budaya Indonesia yang Mendunia"

Posting Komentar